Pertemuan ke IV
Dosen: Ibu Endah Murwani
Lihatlah iklan produk makanan diatas, tujuan dari iklan tersebut sebenarnya adalah untuk menjual minuman susu yang menyehatkan dan tidak membuat gemuk. Iklan ini secara tidak langsung telah mengahadirkan sebuah pemikiran kepada kaum perempuan, agar tetap menjaga tubuhnya dan melakukan died supaya tetap langsing.
Bukan hanya bagi perempuan, iklan sejenis dengan merk berbeda juga secara tidak langsung mengahdirkan pemikiran yang sama bagi kaum laki-laki.
apa yang bisa ditangkap dengan iklan produk kecantikan dibawah ini?
Jika anda tangkap, iklan ini menceritakan seorang gadis dengan kulit waja kusam dan tidak putih yang menyukai seorang laki-laki, namun laki-laki tersebut tidak pernah merasakan kehadirannya. Hingga akhirnya ia memakai produk ini, dan saat itu juga laki-laki tersebut tidak bisa melepaskan matanya dari perempuan ini karena perempuan ini sudah berwajah putih sehingga terlihat cantik.
wajah putih = cantik. Hal inilah yang tertanam dipikiran konsumen produk kecantikan.
Disadari maupun tidak, kehidupan masyarakat sekarang ini tidak terlepas dari iklan. Iklan beredar luas di mana saja dan kapan saja, seolah-olah iklan terus mengikuti kita. Bisa kita temui iklan di jalanan, di kendaraan umum, toilet, majalah, tv, semua tempat-tempat umum seperti mall, sekolah, pasar dan lainnya.
Iklan sebenarnya bertujuan untuk mempromosikan sesuatu yang berhubungan dengan barang maupun jasa dari suatu produk, yang diharapkan agar masyarakat akan membeli maupun menggunakan jasa dari produk tersebut. iklan yang ditampilkan ke masyarakat juga kerap berhubungan dengan gaya hidup masyarakat daerah tersebut dan tidak terlepas dari budaya yang melekat dalam lingkungan itu.
Selain bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam penjualan barang dan jasanya, secara tidak langsung iklan berusaha menanamkan sifat maupun cirri dari produknya tersebut supaya terus melekat dalam benak konsumennya. Inilah yang disebut dengan “image” yaitu arti tertentu yang diperoleh ketika orang memakai produk maupun jasa tersebut.
Proses ini disebut juga sebagai using product is currency yaitu menggunakan produk yang diiklankan sebagai uang untuk membeli produk kedua yang secara langsung tidak terbeli.
Pollay membagi fungsi komunikasi iklan menjadi dua :
1. Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk.
2. Fungsi transformational, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola-pola belanja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses dan sebagainya.
Iklan dalam konteks pemikiran ilmuwan sosial:
1. Analisis Baudrillard berkontribusi dalam mengembangkan analisa mengenai produksi dan reproduksi pesan yang melibatkan peran dari citra (image) pada masyarakat kontemporer
2. Barthes tertarik untuk membongkar makna dari pesan-pesan yang disampaikan lewat image maupun teks dalam media dan fenomena sosial lainnya.
3. Fokus pemikiran Hall dalam studi media massa mencakup hubungan antara produk budaya yang secara ideologis dikodekan dengan strategi khalayak untuk mendekode (decoding) pesan-pesan tersebut
Bagi Bourdieu, tindakan pedagogis merupakan semua tindakan yang di lakukan di rumah, sekolah, media dan dimanapun yang memiliki muatan kekerasan simbolik. Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas atau kelompok sosial tertentu.
Iklan tidak hanya menjadi ajak image simbolik dari produk yang ingin dipasarkan tetapi juga imagesimbolik dari realitas sosial secara luas.
Iklan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan sistem kategorisasi, klasifikasi, dan definisi sosial tertentu sesuai dengan kepentingan kelas atau kelompok dominan.
Image-imagesimbolik yang diproduksi iklan seperti misalnya kebahagiaan, keharmonisan, kecantikan, kejantanan, gaya hidup modern pada dasarnya merupakan sistem nilai yang dimiliki kelas atau kelompok dominan yang diedukasi dan ditanamkan pada suatu kelompok masyarakat.
image-image yang diproduksi iklan adalah tindakan pedagogis yang dapat memaksakan secara halus nilai-nilai, standar-standar dan selera kebudayaan kepada masyarakat.