Friday, September 23, 2011

Iklan dan Kekerasan Simbolik

Pertemuan ke IV

Dosen: Ibu Endah Murwani



Lihatlah iklan produk makanan diatas, tujuan dari iklan tersebut sebenarnya adalah untuk menjual minuman susu yang menyehatkan dan tidak membuat gemuk. Iklan ini secara tidak langsung telah mengahadirkan sebuah pemikiran kepada kaum perempuan, agar tetap menjaga tubuhnya dan melakukan died supaya tetap langsing.
Bukan hanya bagi perempuan, iklan sejenis dengan merk berbeda juga secara tidak langsung mengahdirkan pemikiran yang sama bagi kaum laki-laki.


apa yang bisa ditangkap dengan iklan produk kecantikan dibawah ini?
Jika anda tangkap, iklan ini menceritakan seorang gadis dengan kulit waja kusam dan tidak putih yang menyukai seorang laki-laki, namun laki-laki tersebut tidak pernah merasakan kehadirannya. Hingga akhirnya ia memakai produk ini, dan saat itu juga laki-laki tersebut tidak bisa melepaskan matanya dari perempuan ini karena perempuan ini sudah berwajah putih sehingga terlihat cantik.
wajah putih = cantik. Hal inilah yang tertanam dipikiran konsumen produk kecantikan.


Disadari maupun tidak, kehidupan masyarakat sekarang ini tidak terlepas dari iklan. Iklan beredar luas di mana saja dan kapan saja, seolah-olah iklan terus mengikuti kita. Bisa kita temui iklan di jalanan, di kendaraan umum, toilet, majalah, tv, semua tempat-tempat umum seperti mall, sekolah, pasar dan lainnya.

Iklan sebenarnya bertujuan untuk mempromosikan sesuatu yang berhubungan dengan barang maupun jasa dari suatu produk, yang diharapkan agar masyarakat akan membeli maupun menggunakan jasa dari produk tersebut. iklan yang ditampilkan ke masyarakat juga kerap berhubungan dengan gaya hidup masyarakat daerah tersebut dan tidak terlepas dari budaya yang melekat dalam lingkungan itu.

Selain bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam penjualan barang dan jasanya, secara tidak langsung iklan berusaha menanamkan sifat maupun cirri dari produknya tersebut supaya terus melekat dalam benak konsumennya. Inilah yang disebut dengan “image” yaitu arti tertentu yang diperoleh ketika orang memakai produk maupun jasa tersebut.

Proses ini disebut juga sebagai using product is currency yaitu menggunakan produk yang diiklankan sebagai uang untuk membeli produk kedua yang secara langsung tidak terbeli.


Pollay membagi fungsi komunikasi iklan menjadi dua :
1.      Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk.
2.     Fungsi transformational, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola-pola belanja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses dan sebagainya.

Iklan dalam konteks pemikiran ilmuwan sosial:
1.      Analisis Baudrillard berkontribusi dalam mengembangkan analisa mengenai produksi dan reproduksi pesan yang melibatkan peran dari citra (image) pada masyarakat kontemporer
2. Barthes tertarik untuk membongkar makna dari pesan-pesan yang disampaikan lewat image maupun teks dalam media dan fenomena sosial lainnya.
3. Fokus pemikiran Hall dalam studi media massa mencakup hubungan antara produk budaya yang secara ideologis dikodekan dengan strategi khalayak untuk mendekode (decoding) pesan-pesan tersebut


Bagi Bourdieu, tindakan pedagogis merupakan semua tindakan yang di lakukan di rumah, sekolah, media dan dimanapun yang memiliki muatan kekerasan simbolik. Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas atau kelompok sosial tertentu.

Iklan tidak hanya menjadi ajak image simbolik dari produk yang ingin dipasarkan tetapi juga imagesimbolik dari realitas sosial secara luas.
Iklan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan sistem kategorisasi, klasifikasi, dan definisi sosial tertentu sesuai dengan kepentingan kelas atau kelompok dominan.

Image-imagesimbolik yang diproduksi iklan seperti misalnya kebahagiaan, keharmonisan, kecantikan, kejantanan, gaya hidup modern pada dasarnya merupakan sistem nilai yang dimiliki kelas atau kelompok dominan yang diedukasi dan ditanamkan pada suatu kelompok masyarakat.

image-image yang diproduksi iklan adalah tindakan pedagogis yang dapat memaksakan secara halus nilai-nilai, standar-standar dan selera kebudayaan kepada masyarakat. 


Monday, September 12, 2011

Jurnalisme Warga Kebutuhan dan Problem

Pertemuan ke III
Dosen:  Bpk. Agus Sudibyo

Jurnalisme warga merupakan salah satu produk dari hasil jurnalisme yang menjadikan warga masyarakat biasa sebagai subyek. Dalam hal ini, warga masyarakat yang dimaksud merupakan masyarakat yang tidak bergerak dibidang jurnalistik tapi ikut terlibat dalam proses pencarian, pengolahan, dan ikut juga menyajika informasi yang ia dapatkan ke khalayak ramai.

Jenis jurnalisme ini sering di sebut sebagai citizen journalism, karena yang menjadi jurnalis adalah warga itu sendiri. Tapi yang menjadi informan atau nara sumber juga merupakan warga tersebut, sehingga warga masyarakat tidak lagi hanya menjadi penonton, namun juga ikut berpartisipasi dalam setiap masalah yang ada, dalam bentuk diskusi aktif dan penyelesaian masalah.

Adanya jurnalisme warga juga merupakan salah satu desakan yang muncul sebagai emansipasi publik. Selain itu, keterbatasan media dalam menangkap berbagai realitas yang majemuk, beragam,penting, individual ataupun lokal. Keterbatasan ini sering kali membuat peristiwa yang harusnya diberitakan kepada masyarakat luput dari pengamatan seorang jurnalis.
Contohnya adalah banyaknya peristiwa kecelakaan yang terjadi selama mudik lebaran tahun 2011 berlangsung. Kecelakaan tersebut kurang mendapat sorotan, yang lebih menarik adalah memberitakan habisnya tiket kereta api, pesawat dan kondisi macetnya jalanan. Namun, ketika seorang artis yang mengalami kecelakaan seperti Saiphul Jamil, pmberitaan tentang kecelakan langsung diinformasikan ke masyarakat.

Untuk menjadi seorang jurnlisme warga, tidak diperlukan peralatan signifikan dalam proses pencarian berita hingga penyebarannya. Dengan teknologi sekarang ini, para warga bisa memanfaatkan apa saja yang dimiliknya seperti handphone, akun jejaring sosial dalam usaha penyebaran informasi.

Selain itu keadaan autism media, dimana media asik dengan dirinya sendiri, menentukan pemberitaan berdasarkan keyakinan sendiri, bukan berdasarkan minat, kepentingan dan kebutuhan pembaca.

Beberapa contoh medium jurnalisme warga:
  Radio/Televisi melakukan interaksi interaktif dengan audience
  Audience mengirimkan rekaman video / audio kepada media televisi/radio
  Online media memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk memberikan komentar dan berinteraksi satu sama lain.
  Blog, Twitter sebagai forum komunikasi, pertukaran informasi, dialog bahkan  penyajian berita.

                                                     



Tetapi jurnalisme warga juga mendapatkan banyak tentangan. Diantaranya masih diragukan adanya kode etik jurnalistik dalam pembuatan jurnalisme warga. Selain itu, berita yang dihasilkan bisa saja hanya berpihak kepada salah satu pihak. Maka, sebaiknya pelaku jurnalisme warga memperhatikan juga kode etik jurnalistik dalam setiap pemberitaan yang dibuatnya.

Thursday, September 8, 2011

Advokasi Media dan Kampanye Publik

Pertemuan II

Dosen: Bpk. Irwan Julianto


Dalam Bidang ksehatan, media dan komunikasi juag sangat mempengaruhi keberhasilan dalam promosi kesehatan. Tetapi tidak jarang media juga terbelah menjadi 2 yang sangat bertolak belakang. Disatu sisi, media mendukung pendidikan kesehatan masyarakat. Diantaranya dengan bentuk film-film documenter tentang pengaruh buruknya rokok bagi kesehatan. Tapi, di sisi lain media juga juga mempunyai iklan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, khususnya dalam gaya hidup mereka. Banyak ditemui iklan-iklan dalam media cetak maupun elektronik yang mengiklankan rokok sebagai salah satu nilai gaya hidup. Hal ini akan saling berbanding terbalik.

Tetapi media juga memberikan perubahan yang signifikan dengan iklan KB nya yang mengurangi kelahiran bayi di Indonesia.


Dalam pembahasan ini, kita bisa mengambil contoh dari sebuah film documenter yang menguak besarnya industry rokok di Negara-negara berkembang. Jauh sebelumnya, Amerika merupakan Negara yang memiliki gaya hidup dalam merokok juga. Dilihat dari banyaknya iklan rokok, dari artis-artis kelas atas hingga tokoh kartun juga seakan-akan mengajak untuk merokok. Tapi semakin maju, Amerika menyadari bahaya rokok bagi kesehatan, untuk itu pemerintahnya mengambil tindakan berupa menaikan harga rokok hingga cukup ,mahal dan membatasi iklan-iklan yang berbau rokok di negeri tersebut.


Jauh di era sekarang, industry rokok yang telah lama ditinggalkan Amerika malah merambah ke Negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. Tidak ada batasan usia dalam merokok. Bahkan, industry rokok telah menghadirkan gaya hidup baru bagi pemuda, berupa banyaknya acara-acara yang disponsori oleh rokok.


Hal tersebut akan sulit bagi para advokasi media yang menggencarkan bahaya merokok untuk bisa diikuti oleh para pemuda di Indonesia. Apalagi tidak bisa dipungkiri, industry rokok merupakan salah satu penyumbang perekonomian tersebesar di Indonesia, yang juga mempkerjaan ribuan orang dalam menjalankannya.

Wednesday, September 7, 2011

Media Sosial dan Politik

Pertemuan I
Dosen: Ibu Riris Loisa

Komunikasi pada intinya merupakan proses pertukaran pesan agar pemberi pesan maupun penerimanya bisa saling mengerti maksud pesan tersebut, melalui berbagai cara.

Komunikasi juga terdiri dari berbagai macam, salah satunya adalah komunikasi politik. Yang bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan politik kepada khyalak luas. Biasanya pesan tersebut berasal dari sumber yang merupakan seorang komunikator politik dan diterima oleh masyarakat atau khalayak yang bertujuan agar terjadinya respon atau menghasilkan efek dari pesan tersebut.

Dalam setiap komunikasi, diperlukan adanya media untuk bisa menyalurkan pesan tersebut, tidak terkecuali dalam komunikasi politik.


Dalam era teknologi yang semaki maju saat ini, dan berkembang luasnya dunia online serta termasuk didalamnya jejaring social, telah memberikan media baru bagi para komunikator politik untuk menyampaikan pesannya.


Bisa dilihat sebagai contoh besarnya media dalam dunia politik adalah lengsernya pemerintahan Hosni Mubarak akibat demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Mesir selama 18 hari. Demonstrasi ini bertujuan untuk menurunkan pemerintahan Hosni Mubarak yang terlah berkuasa di Mesir selama 30 tahun lamanya. Dalam era pemerintahannya tersebut, terdapat banyak kecurangan, korupsi dan penindasan yang dilakukan kepada masyarakat Mesir.


Khaled Said merupakan salah satu pemuda di Mesir yang gencar menyerukan tentang kecurangan yang terjadi di Negerinya. Sayangnya, Khaled Said ditangkap, disiksa dan dibunuh oleh sejumlah Polisi dalam pengangkapannya di salah satu warnet. Kematian Khaled Said yang begitu tragis membuat  Wael Ghonim tidak bisa terima dan menggunakan salah satu media internet dalam rangka menentang rezim pemerintahan Mubarak.


Ghonim menggunakan Facebook dengan nama “WE ARE ALL KHALED SAID” yang didalamnya mengajak para pemuda Mesir untuk ikut menghentikan rezim pemerintahan Mubarak terebut. Ternyata caranya tersebut berhasil mengundang massa yang berdemo habis-habisan guna menurunkan Mubarak, yang akhirnya mengundurkan diri juga.


Bisa diambil kesimpulan dari kejadian ini adalah gerakan massa dalam revolusi Mesir ini tidak bisa terlepas dari besarnya pengaruh peran jejaring social dalam membentuk kekuatan untuk perubahan di Mesir.